Cara Mengatasi Kecemasan Berlebihan dengan Menyikapi Harapan yang Tidak Realistis


Pada dasarnya penderita ansietas itu adalah orang-orang yang perfectionis. Hal ini yang membuat dia menjadi tidak berfikir realistis. Tanpa disadari, dia menjadi berharap hal-hal yang tidak mungkin dicapainya, contoh harapan itu seperti ini :

dia berharap dia akan hidup selamanya, tidak pernah meninggal
dia berharap dia akan sehat selamanya, tidak pernah sakit
dia berharap semua yang dijalaninya lancar-lancar saja, tidak pernah ada masalah
dia berharap setiap keputusan yang ingin diambilnya tidak pernah ada resiko
dia berharap semua orang akan bersikap baik kepadanya
dia berharap semua orang yang dicintainya selalu bersamanya selama-lamanya

Jika disimpulkan, dia menginginkan "kesempurnaan"

Pada dasarnya kesempurnaan itu hanyalah milik Allah SWT. Jika seseorang menginginkan kesempurnaan maka akan terbentuk harapan yang tidak realistis dalam fikirannya. Dan, sesungguhnya harapan yang tidak realistis itu dapat membuat dia menjadi cemas berlebihan

Supaya lebih memahami, kita akan coba bahas harapan yang tidak realistis ini satu persatu, antara lain yaitu sebagai berikut :

1. Berharap untuk hidup selamanya, tidak pernah meninggal

Seseorang yang berharap untuk hidup selamanya akan merasa takut dengan kematian. Baginya kematian itu adalah sesuatu yang mengerikan.

Padahal, jika dia renungkan secara positif, dia akan menganggap kematian itu sebagai pemacu dia untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat.

Dengan adanya kematian, dia akan menganggap bahwa kehidupan di dunia ini hanyalah persinggahan. Dengan begitu, dia jadi menghargai kehidupan yang dia miliki.

Dalam hal ini, dia akan manfaatkan usia dia sebaik-baiknya untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat. Sehingga, ketika dia akan meninggal nanti, dia akan tersenyum bahagia. Dia merasa bahagia menghadapi kematian karena dia sudah manfaatkan usia yang dia miliki dengan baik.

2. Berharap sehat selamanya, tidak pernah sakit

Seseorang yang berharap untuk sehat selamanya akan merasa sangat takut jika terkena penyakit.  Memang tidak ada salahnya kita menginginkan tubuh yang sehat, namun jangan pernah berharap bahwa kita tidak akan pernah sakit.

Coba Anda renungkan, manusia mana yang tidak pernah sakit? semua manusia pasti pernah sakit. Jadi, jika Anda berharap diri Anda tidak pernah sakit maka itu adalah hal yang mustahil.

Dalam hal ini, bukan berarti saya menyuruh Anda untuk mengabaikan kesehatan Anda. Sesungguhnya berharap hidup sehat itu adalah sangat baik. Namun, jangan bebani fikiran Anda bahwa hidup sehat selamanya itu adalah suatu keharusan.

Jika Anda menganggap hal itu sebagai keharusan maka Anda akan lupa bahwa hidup ini sudah ada yang mengatur.

Perlu Anda sadari, belum tentu semua yang Anda inginkan itu adalah yang terbaik untuk Anda. Tuhan itu lebih tahu apa yang terbaik untuk Anda. Tuhan itu lebih tahu apa yang Anda butuhkan lebih dari sekedar apa yang Anda inginkan.

Mungkin sekilas Anda akan beranggapan bahwa orang yang ditimpakan suatu penyakit itu hidupnya sangat menderita. Lalu, Anda menjadi sangat takut jika terkena penyakit juga.

Namun, jika Anda renungkan, sesungguhnya penyakit yang diberikan kepada seseorang itu tersimpan tujuan Tuhan yang sangat mulia. Dalam hal ini, penyakit tersebut dapat menghapus dosa yang dilakukannya di masa lalu. Selain itu, penyakit tersebut dapat membuat dia jadi instropeksi diri.

Ada orang yang ketika sehat, dia jarang beribadah, dia lebih banyak melakukan maksiat. Namun, setelah dia sakit, dia jadi sadar akan kesalahannya selama ini. Hal ini membuat dia jadi rajin beribadah.

3. Berharap semua yang dijalani lancar-lancar saja, tidak pernah ada masalah

Seseorang yang berharap semua yang dia jalani lancar-lancar saja akan membuat dia menjadi merasa sangat takut untuk berhadapan masalah. Hal inilah yang membuat jiwanya menjadi lemah

Padahal, jika dia renungkan, sesungguhnya mengharapkan kehidupan tanpa masalah itu adalah hal yang mustahil. Karena, kehidupan itu tidak pernah lepas dengan yang namanya masalah. Selagi kita hidup, kita pasti akan menghadapi masalah 

Pada dasarnya Allah memberikan masalah kepada kita karena Allah ingin mendidik kita menjadi lebih dewasa. Dan, sesungguhnya Allah tidak akan memberikan kita masalah jika kita tidak sanggup menghadapi masalah tersebut.

Dalam Al-quran sudah dijelaskan
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari kebajikan yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari kejahatan yang diperbuatnya….”(QS. Al Baqoroh : 286)

Dalam hidup ini sering kali kita punya persepsi berlebihan terhadap masalah yang kita hadapi. Hal ini yang membuat kita menjadi sangat cemas dengan masalah yang kita hadapi, contoh kecemasan tersebut seperti ini “Sekarang ini jualan sepi, nanti kalau begini terus aku bisa bangkrut, kalau usaha aku bangkrut bagaimana aku menafkahi istri dan anakku, selain itu hutangku juga banyak, aku takut hutang ku ini tidak sanggup aku lunasi, gimana ini, pusing aku”

Jika kita perhatikan contoh kecemasan tersebut, terlihat bahwa kecemasan tersebut hanya kecemasan yang dilebih-lebihkan. Tidak mungkin seorang suami tidak bisa menafkahi keluarganya jika dia mau berusaha dan berdoa kepada Allah. Dalam islam sudah dijelaskan bahwa setiap makhluk yang bernyawa sudah dijamin rezekinya oleh Allah SWT.

Contoh kecemasan diatas hanya salah satu dari sekian banyak kecemasan yang dialami orang. Jadi, jika kita perhatikan begitu banyak rasa takut ini yang porsinya terlalu dilebih-lebihkan. Untuk itu, cobalah kendalikan perasaan kita disaat kita menghadapi masalah.

Jangan jadikan masalah itu sebagai penghambat kita dalam mencapai sesuatu, tapi jadikanlah masalah itu sebagai tantangan bagi kita untuk lebih maju. Sesungguhnya kehidupan tanpa tantangan itu tidak enak.

Hal ini seperti kita main game, coba jika game yang kita mainkan itu tingkat kesulitannya rendah, maka tentu kita akan cepat bosan memainkan game itu. Tapi, coba jika game yang kita mainkan itu tingkat kesulitannya tinggi, maka kita akan menjadi bersemangat untuk memainkan game itu. Jadi, kita tidak perlu takut untuk berhadapan dengan masalah.

Jika kita merasa takut menghadapi masalah, cobalah untuk bertawakal kepada Allah, yakinkan diri kita bahwa Allah punya tujuan mulia atas masalah ini. Pada saat kita menghadapi masalah, tidak jarang juga kita merasa sedih, kesal, marah dan lain-lain. Sadarilah bahwa semua perasaan negatif yang kita alami itu memang diizinkan untuk terjadi. Semua perasaan negatif yang kita alami itu bertujuan untuk membentuk kita menjadi lebih dewasa

Dengan adanya perasaan sedih, kita jadi mengerti dengan arti kebahagian. Ketika kebahagiaan datang, kita jadi mensyukurinya, benar-benar terasa kebahagiaan itu. Namun, jika kita tidak pernah sedih maka perasaan kita ini menjadi tidak peka lagi dengan kebahagiaan. Ketika ada kebahagiaan, kita tidak menganggapnya sebagai kebahagiaan.

Kemudian, dengan adanya perasaan marah, kita jadi mengerti dengan arti kesabaran. Jika kita tidak punya perasaan marah, mungkinkah kita bisa belajar untuk bersikap sabar? Jawabannya tentu saja tidak.

Jadi, jika kita renungkan, Allah itu punya tujuan mulia terhadap semua yang terjadi dalam hidup kita, baik itu terhadap semua masalah yang kita hadapi maupun terhadap semua perasaan yang kita alami.

Dengan menyadari hal ini, insya Allah kita bisa bertawakal kepada Allah. Jika kita sudah bertawakal kepada Allah maka kecemasan itu akan hilang dan hati kita menjadi tabah dalam menghadapi masalah. Dengan begitu, kita bisa menyelesaikan masalah dengan baik. Ketika masalah itu selesai, kita pun akan sadar bahwa masalah itu tidak seperti yang kita cemaskan.

5. Berharap setiap keputusan yang ingin diambilnya tidak pernah ada resiko

Seseorang yang berharap setiap keputusan yang ingin diambilnya tidak pernah ada resiko akan merasa sangat takut untuk mengambil keputusan. Hal itu membuat dia jadi ragu untuk mengambil keputusan.

Padahal jika dia renungkan, tidak ada keputusan yang tidak memiliki resiko. Semakin besar keputusan yang kita ambil maka akan semakin besar juga resikonya. Sesungguhnya resiko dari setiap keputusan itu bertujuan agar kita lebih bijaksana dalam mengambil keputusan. Jika seandainya keputusan itu tidak ada resiko maka kita tidak akan belajar untuk bijaksana dalam mengambil keputusan.

Seseorang yang mengambil keputusan untuk berbisnis, resikonya bisnisnya bisa bangkrut. Resiko tersebut membuat dirinya menjadi bijaksana dalam memilih bisnis yang tepat untuk dirinya.

Kemudian seseorang yang mengambil keputusan untuk melakukan pinjaman ke bank dengan jaminan rumah, resikonya rumahnya bisa disita jika dia tidak mampu membayar pinjamannya. Resiko tersebut membuat dirinya menjadi lebih bijaksana dalam mengelola keuangannya. Dalam hal ini, dia akan mempertimbangkan jumlah pendapatan dan pengeluarannya sebelum melakukan pinjaman.

Untuk itu, jangan pernah berharap bahwa setiap keputusan yang Anda ambil tidak ada resiko. Pada saat Anda mengambil keputusan, beranikan diri Anda untuk mengambil keputusan terbaik. Jika pada akhirnya keputusan yang Anda ambil itu salah, Anda tidak perlu menyesalinya terlalu berlebihan, jadikan saja hal itu sebagai pembelajaan.

6. Berharap semua orang akan bersikap baik kepadanya

Jika seseorang berharap semua orang akan bersikap baik kepadanya, maka suatu saat dia akan mengalami kekecewaan. Kemudian, ketika kekecewaan itu terjadi, dia akan sangat takut untuk bersosialisasi dengan orang lain. Hal ini akan membuat dia menjadi minder, gampang tersinggung, tidak percaya diri dan fobia sosial.

Perlu kita sadari, jika kita berharap semua orang akan bersikap baik kepada kita maka hal itu adalah hal yang mustahil. Manusia yang sangat mulia seperti rasul saja ada juga orang yang benci kepadanya. Jadi, cobalah untuk berhenti berharap semua orang akan bersikap baik kepada kita.

Memang tidak bisa dipungkiri, adakalanya kita mengalami kekecewaan ketika bersosialisasi dengan orang lain. Namun, jika kita renungkan, sesungguhnya kekecewaan itu memang diizinkan untuk terjadi.

Kekecewaan yang kita alami itu bertujuan untuk membentuk kita menjadi lebih dewasa dalam bersikap. Dengan adanya kekecewaan, kita menjadi belajar untuk bersikap ikhlas kepada orang lain. Jadi berterima kasihlah kepada orang-orang yang telah menyakiti Anda. Mereka telah membantu Anda dalam mencapai kedewasaan.

7. Berharap semua orang yang dicintainya selalu bersamanya selama-lamanya

Seseorang yang berharap semua orang yang dicintainya selalu bersama dia selama-lamanya akan membuat dia menjadi takut kehilangan orang yang dicintai tersebut. Padahal, jika dia renungkan, setiap orang itu sudah ditentukan kematiannya. Rasa takut kehilangan orang yang dicintai hanya akan menyiksa batinnya

Perlu kita sadari semua yang kita miliki di dunia ini baik itu harta yang kita miliki, kesehatan kita, nyawa kita, orang-orang yang kita cintai, semuanya itu adalah titipan Allah. Suatu saat nanti Allah akan mengambilnya kembali dari kita. Jika kita sangat takut kehilangan orang yang kita cintai, itu artinya kecintaan kita kepada orang itu melebihi kecintaan kita kepada Allah. Padahal, kita bisa memiliki orang yang kita cintai itu karena Allah.

Untuk itu, coba tingkatkan rasa cinta kita kepada Allah SWT. Jika rasa cinta kepada Allah sudah sangat kuat, maka kita akan ikhlas menerima apapun yang terjadi, termasuk kehilangan orang yang dicintai. Jika kita sudah ikhlas maka hati akan menjadi tenang.

Post a Comment

1 Comments

  1. kelinci99
    Togel Online Terpercaya Dan Games Laiinnya Live Casino.
    HOT PROMO NEW MEMBER FREECHIPS 5ribu !!
    NEXT DEPOSIT 50ribu FREECHIPS 5RB !!
    Ada Bagi2 Freechips Untuk New Member + Bonus Depositnya Loh ,
    Yuk Daftarkan Sekarang Mumpung Ada Freechips Setiap Harinya
    segera daftar dan bermain ya selain Togel ad juga Games Online Betting lain nya ,
    yang bisa di mainkan dgn 1 userid saja .
    yukk daftar di www.kelinci99.casino

    ReplyDelete